Sejarah Rasulullah

Ø Bab I pendahuluan
Nabi Muhammad S.A.W yang dari usia dua puluh delapan bulan telah di panggilnya Ayah dari Muhammad S.A.W sewaktu kecil.Dan pada saat berumur empat tahun dan saat berumur delapan tahun pula,Nabi Muhammad S.A.W di tinggalkannya Ibu dan Kakeknya.Nabi Muhammad sewaktu kecil tersebut adalah anak yatim piatu. Muhammad dalam keadaan yatim piatu diasuh oleh kakeknya Abdul Mutthalib kemudian oleh pamannya Abu Thalib. Muhammmad disusui oleh Tsuwaibah budak Abu Lahab bersama dengan penyusuan Hamzah bin Abdul Mutthalib dan Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad al-Makhzumi dengan air susu anaknya yang bernama Masruh.
Ketika usianya mencapai dua belas tahun ia mengadakan perjalanan ke Syam bersama pamannya. Ketika Muhammad berusia dua puluh lima tahun ia menikahi Khadijah. Dan ketika usianya empat puluh tahun Allah SWT memilihnya untuk membawa risalah-Nya. Jibril mendatanginya ketika Muhammad berada di gua Hira yang terletak di sebuah gunung di Makkah. Beliau berdakwah di Mekah selama tiga belas tahun. Rasulullah SAW shalat menghadap Baitul Maqdis selama di Makkah tanpa membelakangi Ka’bah tetapi menjadikan Ka’bah di depannya. Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama tujuh belas atau enam belas bulan. Rasulullah SAW berdakwah di Madinah selama sepuluh tahun. Rasulullah SAW wafat dalam usia enam puluh tiga tahun. Rasulullah SAW wafat pada waktu dhuha hari Senin dua belas Rabiul Awal. Beliau dimakamkan pada malam Rabu. Sebelum wafat, Rasullullah SAW menderita sakit selama dua belas atau empat belas hari.








Bab II SEJARAH RASULULLAH

1.Kelahiran Rasulullah
Beliau dilahirkan di Mekah pada tahun Gajah bulan Rabiul Awal, tanggal dua, hari Senin. Sebagian ulama mengatakan bahwa beliau dilahirkan setelah tiga puluh tahun dari tahun gajah. Sebagian lagi mengatakan setelah empat puluh tahun dari tahun gajah. Pendapat yang benar adalah pada tahun gajah.
2.Orang Tua Rasulullah
Ibu Rasulullah saw.
Ibu Rasulullah adalah Aminah Sedangkan ayahnya adalah
Kematian Ayah dan Ibunya
Ayahnya meninggal dunia ketika ia berusia dua puluh delapan bulan. Menurut sebagian ulama usianya tujuh bulan ketika ayahnya meninggal. Ada lagi yang berpendapat bahwa ayahnya meninggal di perkampungan an-Nabighah ketika ia masih janin. Dan dikatakan pula bahwa ayahnya wafat di daerah Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah.
Abu Abdillah Zubair bin Bakkar az-Zubairi berkata: Abdullah bin Abdul Mutthalib wafat di Madinah ketika Muhammad berusia dua bulan.
Sedangkan ibunya meninggal dunia ketika ia berusia empat tahun. Dikatakan pula bahwa ibunya wafat ketika ia berusia enam tahun.
3.Istri Istri Rasulullah
1. Khadijah Bin Khuwailid al-Asadiyah
2. Saudah Bin Zam'ah al-Amiriyah al Quraisiyah
3. Aisyah bt Abi Bakr
4. Hafsah Bin Umar bin al-Khattab
5. Ummu Salamah Hindun Bin Abi Umaiyah
6. Ummu Habibah Ramlah Bin Abi sufian
7. Juwairiyah ( Barrah ) Bin Harith
8. Safiyah Bin Huyay
9. Zainab Bin Jansyin
10. Asma' Bin al-Nu'man al-Kindiyah
11. Umrah Bin Yazid al-Kilabiyah
12. Zainab bin Khuzaimah
4.Putra Putri Rasululah
Rasulullah SAW memilik tiga orang putra yaitu:
1. Al-Qasim, dilahirkan di Makkah sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi. Al-Qasim meninggal di Mekah pada usia dua tahun. Namun menurut Qatadah, Al-Qasim meninggal ketika ia sudah bisa berjalan.
2. Abdullah, dinamakan juga dengan at-Thayyib (yang baik) dan at-Thahir (yang suci) karena ia dilahirkan sesudah Islam. Ada pendapat yang mengatakan bahwa at-Thayyib dan at-Thahir ini adalah putra Rasulullah SAW yang lain, namun pendapat pertama adalah yang benar.
3. Ibrahim, dilahirkan dan wafat di Madinah tahun sepuluh hijriah pada usia tujuh belas atau delapan belas bulan. Ada pendapat yang mengatakan Rasulullah SAW memiliki putra lain yang bernama Abdul Uzza tapi pendapat ini sangat lemah karena Allah SWT telah mensucikan dan melindungi Nabi SAW dari hal demikian (penamaan anak Abdul Uzza yang berarti hamba Uzza nama salah satu berhala Quraisy-pentj.)
Putri-putri Rasulullah SAW
1. Zainab, menikah dengan Abu Al-Ash bin Rabi’ bin Abdul Uzza bin Abdul Syams sepupu Zainab, karena ibunya adalah Hala binti Khuwailid (saudara dari Khadijah binti Khuwailid). Zainab mempunyai anak bernama Ali yang meninggal waktu kecil dan Umamah yang digendong oleh Nabi saw waktu shalat dan setelah dewasa menikah dengan Ali bin Abi Thalib setelah Fatimah wafat.
2. Fatimah, menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Dari pernikahan tersebut Fatimah melahirkan Hasan, Husain, Muhassin yang meninggal waktu kecil, Ummu Kultsum yang menikah dengan Umar bin Khattab, dan Zainab yang menikah dengan Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib.
3. Ruqayyah, menikah dengan Ustman bin Affan. Meninggal di pangkuan Ustman. Ustman lalu menikahi Ummu Kultsum (adik Ruqayyah) yang juga meninggal di pangkuannya. Ruqayyah memiliki seorang putra yang bernama Abdullah sehingga Ustman dipanggil dengan kunyah Abu Abdullah.
Urutan putra-putri Rasulullah SAW adalah sebagai berikut: Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kultsum, Abdullah, dan Ibrahim yang lahir di Madinah. Semuanya adalah putra-putri dari Khadijah kecuali Ibrahim yang lahir dari Maria Al-Qibtiyah dan semuanya meninggal sebelum Muhammad menjadi rasul kecuali Fatimah yang meninggal enam bulan setelah kematian Rasulullah SAW.
5.Sahabat & Family Rasulullah
1. Abu Bakar Siddiq ra.
Beliau adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah Saw. Selain itu Abu bakar juga merupakan laki-laki pertama yang masuk Islam, pengorbanan dan keberanian beliau tercatat dalam sejarah, bahkan juga didalam Quran (Surah At-Taubah ayat ke-40) sebagaimana berikut : “Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang (Rasulullah dan Abu Bakar) ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:”Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Abu Bakar Siddiq meninggal dalam umur 63 tahun, dari beliau diriwayatkan 142 hadiets.
2. Umar Bin Khatab ra.
Beliau adalah khalifah ke-dua sesudah Abu Bakar, dan termasuk salah seorang yang sangat dikasihi oleh Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya. Sebelum memeluk Islam, Beliau merupakan musuh yang paling ditakuti oleh kaum Muslimin. Namun semenjak ia bersyahadat dihadapan Rasul (tahun keenam sesudah Muhammad diangkat sebagai Nabi Allah), ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraish terhadap diri Nabi dan sahabat. Dijaman kekhalifaannya, Islam berkembang seluas-luasnya dari Timur hingga ke Barat, kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukkannya dalam waktu hanya satu tahun. Beliau meninggal dalam umur 64 tahun karena dibunuh, dikuburkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah dibekas rumah Aisyah yang sekarang terletak didalam masjid Nabawi di Madinah.
3. Usman Bin Affan ra.
Khalifah ketiga setelah wafatnya Umar, pada pemerintahannyalah seluruh tulisan-tulisan wahyu yang pernah dicatat oleh sahabat semasa Rasul hidup dikumpulkan, kemudian disusun menurut susunan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw sehingga menjadi sebuah kitab (suci) sebagaimana yang kita dapati sekarang. Beliau meninggal dalam umur 82 tahun (ada yang meriwayatkan 88 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.
4. Ali Bin Abi Thalib ra.
Merupakan khalifah keempat, beliau terkenal dengan siasat perang dan ilmu pengetahuan yang tinggi. Selain Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib juga terkenal keberaniannya didalam peperangan. Beliau sudah mengikuti Rasulullah sejak kecil dan hidup bersama Beliau sampai Rasul diangkat menjadi Nabi hingga wafatnya. Ali Bin Abi Thalib meninggal dalam umur 64 tahun dan dikuburkan di Koufah, Irak sekarang.
5. Thalhah Bin Abdullah ra.
Masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Siddiq ra, selalu aktif disetiap peperangan selain Perang Badar. Didalam perang Uhud, beliaulah yang mempertahankan Rasulullah Saw sehingga terhindar dari mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau. Thalhah Bin Abdullah gugur dalam Perang Jamal dimasa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dalam usia 64 tahun, dan dimakamkan di Basrah.
6. Zubair Bin Awaam
Memeluk Islam juga karena Abu Bakar Siddiq ra, ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan. Beliau pun gugur dalam perang Jamal dan dikuburkan di Basrah pada umur 64 tahun.
7. Sa’ad bin Abi Waqqas
Mengikuti Islam sejak umur 17 tahun dan mengikuti seluruh peperangan, pernah ditawan musuh lalu ditebus oleh Rasulullah dengan ke-2 ibu bapaknya sendiri sewaktu perang Uhud. Meninggal dalam usia 70 (ada yang meriwayatkan 82 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.
8. Sa’id Bin Zaid
Sudah Islam sejak kecilnya, mengikuti semua peperangan kecuali Perang Badar. Beliau bersama Thalhah Bin Abdullah pernah diperintahkan oleh rasul untuk memata-matai gerakan musuh (Quraish). Meninggal dalam usia 70 tahun dikuburkan di Baqi’.
9. Abdurrahman Bin Auf
Memeluk Islam sejak kecilnya melalui Abu Bakar Siddiq dan mengikuti semua peperangan bersama Rasul. Turut berhijrah ke Habasyah sebanyak 2 kali. Meninggal pada umur 72 tahun (ada yang meriwayatkan 75 tahun), dimakamkan di baqi’.
10. Abu Ubaidillah Bin Jarrah
Masuk Islam bersama Usman bin Math’uun, turut berhijrah ke Habasyah pada periode kedua dan mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah Saw. Meninggal pada tahun 18 H di urdun (Syam) karena penyakit pes, dan dimakamkan di Urdun yang sampai saat ini masih sering diziarahi oleh kaum Muslimin.

Bab III Dakwah Rasululah Di Madinah

Hijrahnya kaum muslimin ke Madinah adalah sebagai awal mula marhalah (tahap) dakwah ketiga, yaitu Marhalah Tathbiq Al-Ahkaam Al-Islami (Penerapan Syari'at Islam). Hal ini tandai dengan didirikannya Daulah Islamiyah (Negara Islam) sebagai pelaksana hukum Islam dan sebagai pengemban (pemikul) risalah Islam ke seluruh pepenjuru dunia melalui dakwah dan jihad. Ada pun tahap ketiga ini dimulai dengan tibanya Rasulullah ke Madinah melalui peristiwa hijrah Rasulullah pada tahun 622M bersama sahabat baginda, Abu Bakar. Setibanya di Madinah,
Rasulullah SAW melakukan aktiviti sebagai berikut:


1. Membangun Masjid

Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat membangun Masjid. Pembangunan masjid mempunyai erti yang sangat penting bagi .pembangunan masyarakat Islam yang terdiri daripada individu-individu muslim yang sentiasa berpegang teguh kepada aqidah dan syari'at Islam.

Rasulullah SAW menjadikan masjid tidak hanya sebagai tempat solat melainkan juga sebagai tempat berkumpul, bermusyawarah, membina ukhuwah dan aqidah Islam serta mengatiur berbagai persoalan kaum muslimin sekaligus memutuskan hukum di antara mereka.

2. Membina Ukhuwah Islamiah

Aktiviti selanjutnya yang dilakukan Rasulullah SAW adalah mempersaudarakan antara kaum Anshar dan Muhajirin. Persaudaraan yang digambarkan oleh Rasulullah SAW ibarat satu tubuh. Bila salah satu anggota tubuh ditimpa kesakitan maka seluruh tubuhnya merasakan sakit. Persaudaraan yang mendarah daging mengalir dalam tubuh setiap umat sehingga lenyap sama sekali segala bentuk fanatik golongan, suku bangsa dan perkauman.

Rasulullah mempersaudarakan Bilal yang berkulit hitam dari Afrika dengan Abu Ruwaim Al-Khutsa'mi, Salman Al Farisi dari Parsi dengan Mus'ab bin Umair dan lain sebagainya. Persaudaraan ini tidak hanya sampai batas mewarisi harta bahkan isteri (saat itu belum ada
larangannya) , sebagaimana yang terjadi antara Sa'ad bin Rabi dari kaum Anshar dengan Abdurrahman bin Auf dari kaum Muhajirin sehingga kata Sa'ad bin Rabi:

"Aku adalah orang Anshar yang paling kaya, inilah hartaku, aku bahagikan antara kita berdua. Aku mempunyai dua isteri, kuceraikan seorang dan kahwinilah olehmu."[Sirah Al Halabiyah II: 292]

Persaudaraan dengan ikatan Aqidah Islamiah ini semakin bertambah kukuh setelah dinaungi sebuah Daulah dibawah kepimpinan Rasulullah SAW yang menerapkan Sistem Islam.

3. Menyusun Piagam Perjanjian

Setelah Islam datang dan terbentuk masyarakat Islam di Madinah, gambaran dan pola hubungan antara masyarakat Yahudi dan Islam semakin tampak perbezaannya. Oleh kerana itu harus ada kebijaksanaan hokum yang mengatur hubungan mereka dengan kaum muslimin.

Rasulullah SAW kemudian membuat perjanjian (piagam Madinah). Istilah sekarang disebut Undang-Undang Dasar yang berfungsi sebagai suatu manhaj (jalan atau strategi pengamanan) dalam mengatur atau membuat batasan-batasan yang menyangkut interaksi antara kabilah-kabilah Yahudi dan kaum muslimin. Lebih dari itu isi perjajian mencakup pula hubungan negara dengan masyarakat atau masyarakat dengan negara. Dr. Musthafa Asy Siba'I dalam bukunya `Sirah Nabawiyyah Duruus wal Ibral' mengemukakan pokok-pokok isi perjanjian tersebut seperti yang berikut:

1) Kesatuan umat Islam tanpa mengenal perbezaan suku, bangsa dan kaum.

2) Persamaan hak dan kewajiban bagi seluruh warga masyarakat.

3) Gotong-royong dalam segala hal yang bukan kezaliman, dosa dan permusuhan.

4) Kompak dalam menentukan hubungan dengan musuh-musuh Islam.

5) Membangunkan suatu masyarakat dalam suatu sistem yang sebaik- baiknya.

6) Melawan orang-orang yang menentang negara dan membangkang sistemnya.

7) Melindungi orang yang ingin hidup berdampingan dengan orang Islam dan tidak boleh berbuat zalim kepadanya.

8) Umat non-muslim bebas melaksanakan agamanya dan tidak boleh dipaksaumat Islam dan tidak diganggu harta bendanya.

9) Umat non-Muslim harus ambil bahagiaan dalam pembiayaan negara sebagaimana umat Islam.

10) Umat non-muslim harus saling membantu dengan umat Islam untuk menolak bahaya yang akan mengancam negara.

11) Umat Islam dan non-muslim tidak boleh melindungi musuh negara dan orang-orang yang memusuhi negara.

12) Warga negara bebas keluar masuk negara selama tidak merugikan negara.

13) Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan prinsip tolong- menolong untuk kebaikan dan ketakwaan. Tidak atas dosa dan aniaya.

14) Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan. Kekuatan ruh (spritual) yaitu imannya kepada Allah, keyakinan akan pengawasan dan perlindungan Allah bagi orang yang berbuat baik. Begitu pula jika ditunjang oleh kekuatan meterialistik (kebendaan) yaitu kepimpinan
negara yang dipimpin oleh Rasulullah SAW.

4. Strategi Politik dan Militeri (ketenteraan)


Dalam rangka menyebarkan dakwah Islam ke luar negeri Madinah, sekaligus mengumumkan kepada bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain mengenai berdirinya Daulah Islamiah, maka diambil beberapa langkah lanjutan sebagai berikut:

1) Mengirim surat (mengajak kepada Islam (dakwah Islam), jika tidak mahu menerima Islam sebagai agama, mestilah patuh dengan hukum Islam di bawah Daulah Islam)kepada kepala-kepala negara/ kerajaan, pimpinan kabilah/suku yang ada di sekitar jazirah Arab.

2) Memaklumkan perang kepada orang-orang yang menetang dakwah Islam.

3) Memerangi kabilah-kabilah yang mengkhianati perjanjian perdamaian bersama kaum muslimin.

4) Menjadikan Daulah Islamiah sebagai satu kekuatan yang disegani dan ditakuti lawan-lawannya.

Melalui penelitian dan penghayatan langkah-langkah dakwah Rasulullah sejak period Mekah hingga period Madinah dapat disimpulkan bahawa pada period Mekah, Baginda lebih bersikap sebagai seorang da'ie, muballigh, imam dan sekaligus sebagai tokoh politik dan pemimpin jemaah kaum muslimin. Manakala dalam period Madinah, baginda bukan hanya berperana sebagai seorang Rasul, tetapi juga sebagai kepala negara di dalam pemerintahan Daulah Islamiah (Khilafah).

Keberhasilan para da'ie penerus dakwah sangat ditentukan oleh sejauh mana kesetiaannya mengikuti jejak langkah (Thoriqah) dakwah Rasulullah SAW. Mudah-mudahan kita sentiasa dianugerahkan taufiq dan hidayah daripada-Nya dalam menegakkan Islam di bumi Allah ini.

Ingatlah bahawa menerapkan Islam di dalam kehidupan secara menyeluruh adalah suatu kewajiban dan Islam akan terlaksana sepenuhnya dengan adanya Daulah iaitu Khilafah Islam. Maka mendirikan semula Khilafah adalah wajib. Untuk mendirikan Khilafah perlu adanya usaha ke arah mendirikannya. Maka usaha-usaha ke arah mendirikan Khilafah juga hukumnya menjadi wajib tatkala dunia ketiadaan Khilafah di zaman ini. Dan usaha untuk mendirikan semula Khilafah mestilah dilakukan melalui thoriqah (jalan atau cara) sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Baginda SAW kerana apa sahaja yang dilakukan oleh Baginda bukanlah menurut hawa nafsunya melainkan adalah merupakan wahyu daripada Allah. Ini beerti thoriqah tersebut adalah merupakan perintah Allah iaitu hukum syara' yang wajib diikuti. Oleh kerana
itu, umat Islam yang ingin bangkit harus melalui jalan dakwah yang lurus dengan metod (thoriqah) yang benar dengan cara memahami perjalanan dakwah Rasulullah secara keseluruhan, mengikuti dan melaklaksanakannya. Moga jalan dakwah yang telah dilakukan Rasulullah ini akan menjadi teladan dalam usaha untuk membangkitkan umat Islam dan mencapai kejayaan dalam menegakkan syi'ar Islam buat kedua kalinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Isi